#LiputanGadungan Hai Day 2015 Hari ke-2



Isyana Sarasvati, Naif, Netral, hingga DeadSquad menjadi deretan headliner di acara Hai Day tahun ini. Ini menjadi gelaran Hai Day keempat secara berturut-turut semenjak 2012. Saya sendiri, menghadiri acara ini karena tiket gratisan yang saya dapat dari kuis twitter KompasTV. Jadi, di Hai Day kali ini mengusung tema Youth Collaboration, yang mengambil konsep yang sama dari penyelenggaraan sebelum-sebelumnya, yaitu tentang aksi dan kreasi dari para pemuda untuk Indonesia(sepertinya sih). Jujur saja, saya kesini hanya untuk Barasuara. Mungkin dari anda ada yang sudah menonton video kolaborasi Efek Rumah Kaca x Barasuara di channel Sound From The Corner? Nah, cari tahu sendiri lah kau, mereka mainnya sinting 'kali disitu. Oh iya, dan juga Isyana, mengingat hype yang sedang tinggi-tingginya beberapa bulan terakhir ini. Jadi di #LiputanGadungan kali ini, saya hanya akan membahas soal penampilan Barasuara dan Isyana, jadi lain kali datang saja langsung, cuy!

Sore itu, Isyana mulai mengguncang main stage dengan lagu-lagi andalannya seperti Keep Being You, Tetap Dalam Jiwa, dll. Penampilan sekitar 45 menit itu memang terasa istimewa, antara lain karena langit sore hari itu begitu temaram sehingga pas sekali dengan aura Isyana, dan juga para penggemar musik metal yang menunggu-nunggu DeadSquad atau Netral pun banyak yang turut menonton Isyana di barisan terdepan. Kharisma Isyana memang mengalahkan semuanya. Namun, apakah Isyana memang saingan setara bagi Raisa? Yang jelas, kualitas vokal Isyana begitu canggih disertai kemampuan main keyboardnya yang begitu syahdu. Selain itu, di beberapa lagu, Isyana pun ber-improv semaunya, selain dengan teknik vokalnya yang bervariasi, improvisasi juga dilakukan band pengirignya yang juga sungguh mengasyikkan. Jazz abis lah, pokoknya. Sore itu Isyana memakai setelan yang simpel dan kacamata hitam yang membuat aura charmingnya semakin membius penonton. Ah, pokoknya Isyana pecah sekali malam itu. Unarguably, she is so fuckin’ sweet. Apalagi kalau nontonnya bareng cewek. Tapi sayangnya....ya sudahlah.



Lalu tak terasa jam sudah menyentuh angka 9 malam. Saya pun bergegas menuju Hitz FM Stage, setelah dari sore sampai malam menikmati artis-artis utama di main stage dan ocehan super bangke dari MC Gofar Hilman dan Adit Insomnia. Khusus untuk artis-artis yang main stage, selain Kunto Aji, Pee Wee Gaskins, dan Deadsquad, band yang benar-benar mencuri perhatian saya padahal baru pertama kali menonton adalah The Overtunes.  Dari dulu saya selalu berpikir, kalau The Overtunes ini isinya hanya kegantengan Mikha semata. Tak perlu bikin lagu juga mereka udah pasti terkenal. Dan kalau sekiranya mereka bikin album, cover sampulnya Cuma diisi muka Mikha segede gaban juga pasti bakal laku, sejelek apapun albumnya. Namun di gig kemarin, The Overtunes berhasil menunjukkan kualitasnya.Lagu-lagunya mayoritas bertemakan tentang cinta. Mikha ganteng sih emang, tapi dia lebih ganteng lagi pas nyanyi dan main keyboard dengan begitu syahdunya. Mikha terbaik deh pokoknya. Udah ganteng, jago nyanyi lagi. Oke, lanjut.



Menjelang jam 9 itu, Hitz FM Stage mulai ramai oleh penonton yang (sepertinya) menunggu Gerald Situmorang dkk. Padahal di jam-jam sebelumnya stage itu lumayan sepi loh, secara penonton tersedot di main stage serta acara-acara lainnya. Mcnya yang dari awal sudah mati gaya karena penontonnya yang sedikit dari awal, setelah melihat kerumunan penonton di depan stage, tanpa basa-basi langsung memanggil bintang utama stage malam itu: BARASUARA!

Satu persatu personel muncul ke panggung. Malam itu, para personel Barasuara begitu ramah dan komunikatif pada penonton, terutama Iga Massardi dan Gerald Situmorang. Saking dekat dan ramahnya Barasuara dan penonton, setiap candaan dari penonton( atau hinaan?) ke Barasuara pun langsung ditanggapi Iga dengan cekatan sekaligus kocak pula. Dan disamping itu, tentu saja penampilannya yang PETJAH. Tak beda dari apa yang saya tonton di Sounds From The Corner. Yang paling saya suka dari Barasuara, selain lagu-lagunya, adalah skill para personelnya. Kenapa? Karena mereka bisa berharmonisasi dengan sangat baik dalam setiap lagunya, SEKALIGUS skill individu masing-masing yang begitu memanjakan mata dan telinga. Di gig kemarin, Marco Steffiano dan Gerald mendapat kesempatan untuk unjuk gigi main solo dengan masing-masing drum dan bass-nya. Mungkin ada yang masih belum tahu Marco dan Gerald? Oke, jadi Marco Steffiano adalah drummer dan music director untuk Raisa. Mungkin anda masih ingat konser Magnum Raisa 24 Mei lalu? Nah, yang berperan sebagai music directornya adalah si bang Marco. Lalu Gerald sendiri adalah gitaris jazz berbakat yang juga punya proyek berbahaya bernama Sketsa dan Gerald Situmorang Trio. Coba cek deh lagunya yang Time Is The Answer dari trionya. Ajib bener.




Singkatnya, bisa dikatakan Barasuara adalah proyek superband yang terdiri dari seniman-seniman berbakat dan pada malam itu mereka sudah menunjukkan apa yang seharusnya mereka lakukan. Dimulai dari lagu Nyala Suara, Barasuara pun terus mengguncang stage selama  45 menit dengan beberapa aransemen yang berbeda dari rekaman aslinya. Ada hal yang lucu ketika Iga sudah memainkan intro untuk lagu Api dan Lentera, dan penonton serentak menyanyikan bait yang legendaris itu, ‘Nyalakan api dan lenteramu, lepaskan rantai yang membelenggu!’ lalu mendadak Marco mengubah beat lagu menjadi lagu Bahas Bahasa. Sontak penonton pun bingung dan banyak pula yang tertawa, Iga sendiri pun tersenyum puas karena berhasil ‘menipu’ penonton. Malam itu, mereka adalah api dan lentera dibalik kelamnnya langit diatas Senayan, mereka adalah para penunggang badai diatas makna-makna dalam aksara, mereka adalah riak-riak yang melebur dalam peluh yang membaur malam itu. YA! Mereka adalah BARASUARA!


0 komentar:

Post a Comment